MASALAH-MASALAH KEPEMUDAAN
Masalah
pemuda merupakan masalah yang selalu dialami oleh setiap generasi dalam
hubungannya dengan generasi yang lebih tua. Masalah yang dialami
biasanya berhubungan dengan nilai-nilai dalam masyarakat. Masalah
kepemudaan yang lain adalah belum atau kurang mandirinya dalam hal
ekonomi dan kurang dewasa dari segi psikologis.
REALITAS KEPEMUDAAN
Kepemudaan
merupakan fase dalam pertumbuhan biologis seseorang yang bersifat
seketika dan akan hilang dengan sendirinya sejalan dengan hukum
biologis.
Pemuda
sering dianggap sebagai suatu kelompok yang mempunyai aspirasi sendiri
yang bertentangan dengan aspirasi masyarakat atau lebih tepat aspirasi
generasi tua. Sehingga muncul persoalan-persoalan yang tidak sejalan
dengan keinginan generasi tua, hal ini memunculkan konflik berupa
protes, baik secara terbuka maupun terselubung.
Dalam
pendekatan klasik terjadi jurang pemisah antara generasi muda dan tua
disebabkan antara lain adanya 2 asumsi pokok mengenai kepemudaan yaitu :
· Proses
perkembangan manusia dianggap sesuatu yang fragmentaris/
terpecah-pecah. Setiap perkembangan hanya dapat dimengerti oleh manusia
itu sendiri, maka tingkah laku anak dan pemuda dianggap sebagai
riak-riak kecil yang tidak berarti dalam perjalanan hidup manusia. Dan
masa tua dianggap sebagai mahkota hidup yang disamakan dengan hidup
bermasyarakat.
· Adanya
anggapan bahwa mempunyai pola yang sedikit banyak ditentukan oleh
pemikiran yang diwakili generasi tua yang bersembunyi dibalik tradisi.
Pemuda dianggap sebagai objek dari penerapan pola-pola kehidupan dan
bukan sebagai subjek yang mempunyai nilai sendiri.
Kedua
asumsi diatas tidak akan menjawab masalah kepemudaan dewasa ini karena
pemuda dan kepemudaan adalah suatu tonggak dari suatu wawasan kehidupan
yang mempunyai potensi untuk mengisi hidupnya.
Dalam pendekatan ekosferis, sebagai subyek pemuda mempunyai nilai
sendiri dalam mendukung dan menggerakkan hidup bersama. Pada pendekatan
ini anak-anak, generasi muda dan generasi tua berada dalam status sama
atau dalam satu kesatuan wawasan kehidupan. Semua tanggung jawab atas
keselamatan, kesejahteraan, kelangsungan generasi sekarang dan yang akan
datang perbedaannya hanya terletak pada derajat ruang lingkup dan
tanggung jawabnya.
Generasi tua berkewajiban membimbing generasi muda sebagai penerus untuk memikul tanggung jawab yang semakin komplek.
Generasi muda berkewajiban mempersiapkan diri untuk mengisi posisi generasi tua yang makin melemah.
SOSIALISASI PEMUDA
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi, Media Sosialisasi dan Tujuan Sosialisasi.
a) Proses sosialisasi
a) Proses sosialisasi
Istilah sosialisasi menunjuk pada semua factor dan proses yang membuat manusia menjadi selaras dalam hidup ditengah-tengah orang kain. Proses sosialisasilah yang membuat seseorang menjadi tahu bagaimana mesti ia bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari proses tersebut, seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya.
Semua warga negara mengalami proses sosialisasi tanpa kecuali dan kemampuan untuk hidup ditengah-tengah orang lain atau mengikuti norma yang berlaku dimasyarakat. Ini tidak datang begitu saja ketika seseorang dilahirkan, melainkan melalui proses sosialisasi.
b) Media Sosialisasi
• Orang tua dan keluarga
• Sekolah
• Sekolah
• Masyarakat
• Teman bermain
• Media Massa.
c) Tujuan Pokok Sosialisasi
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat
• Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkankan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
INTERNALISASI
Adalah proses norma-norma yang mencakup norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai
institusional saja, akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat.
Adalah proses norma-norma yang mencakup norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai
institusional saja, akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat.
a. Pendekatan klasik tentang pemuda
Melihat bahwa muda merupakan masa perkembangan yang enak dan menarik. Kepemudaan merupakan suatu fase dalam pertumbuhan biologis seseorang yang bersifat seketika dan suatu waktu akan hilang dengan sendirinya, maka keanehan-keanehan yang menjadi ciri khas masa muda akan hilang sejalan dengan berubahnya usia.
Menurut pendekatan yang klasik ini, pemuda dianggap sebagai suatu kelompok yang mempunyai aspirasi sendiri yang bertentangan dengan aspirasi masyarakat. Selanjutnya munculah persoalan-persoalan frustasi dan kecemasan pemuda karena keinginan-keinginan mereka tidak sejalan dengan kenyataan. Dan timbulah konflik dalam berbagai bentuk proses. Di sinilah pemuda bergejolak untuk mencari identitas mereka.
b. Dalam hal ini hakikat kepemudaan ditinjau dari dua asumsi pokok.
Penghayatan mengenai proses perkembangan manusia bukan sebagai suatu koninum yang sambung menyambung tetapi fragmentaris, terpecah-pecah dan setiap pragmen mempunyai arti sendiri-sendiri.
Asumsi wawasan kehidupan adalah posisi pemuda dalam arah kehidupan sendiri. Perbedaan antar kelompok-kelompok yang ada, antar generasi tua dan pemuda, misalnya hanya terletak pada derajat ruang lingkup tanggung jawabnya.
Generasi tua sebagai angkatan-angkatan yang lalu (passing generation) yang berkewajiban membimbing generasi muda sebagai generasi penerus. Dan generasi pemuda yang penuh dinamika hidup berkewajiban mengisi akumulator generasi tua yang mulai melemah, disamping memetik buah-buah pengalamannya, yang telah terkumpul oleh pengalamannya.
Pihak generasi tua tidak bisa menuntut bahwa merekalah satu-satunya penyelamat masyarakat dan dunia. Dana melihat generasi muda sebagai perusak tatanan sosial yang sudah mapan, sebaliknya generasi muda juga tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk memelihara dunia. Dengan demikian maka adanya penilaian yang baku (fixed standard) yang melihat generasi tua adalah sebagai ahli waris. Dari segala ukuran dan nilai dalam masyarakat, karena itu para pemuda menghakimi karena cenderung menyeleweng dari ukuran dan nilai tersebut karena tidak bisa diterima. Bertolak dari suatu kenyataan, bahwa bukan saja pemuda tapi generasi tua pun harus sensitif terhadap dinamika lingkungan dengan ukuran standard yang baik.
Dengan pendapat di atas jelas kiranya bahwa pendekatan ekosferis mengenai pemuda, bahwa segala jenis ”kelainan” yang hingga kini seolah-olah menjadi hak paten pemuda akan lebih dimengerti sebagai suatu keresahan dari masyarakat sendiri sebagai keseluruhan. Secara spesifiknya lagi, gejolak hidup pemuda dewasa ini adalah respon terhadap lingkungan yang kini berubah dengan cepat.
Melihat bahwa muda merupakan masa perkembangan yang enak dan menarik. Kepemudaan merupakan suatu fase dalam pertumbuhan biologis seseorang yang bersifat seketika dan suatu waktu akan hilang dengan sendirinya, maka keanehan-keanehan yang menjadi ciri khas masa muda akan hilang sejalan dengan berubahnya usia.
Menurut pendekatan yang klasik ini, pemuda dianggap sebagai suatu kelompok yang mempunyai aspirasi sendiri yang bertentangan dengan aspirasi masyarakat. Selanjutnya munculah persoalan-persoalan frustasi dan kecemasan pemuda karena keinginan-keinginan mereka tidak sejalan dengan kenyataan. Dan timbulah konflik dalam berbagai bentuk proses. Di sinilah pemuda bergejolak untuk mencari identitas mereka.
b. Dalam hal ini hakikat kepemudaan ditinjau dari dua asumsi pokok.
Penghayatan mengenai proses perkembangan manusia bukan sebagai suatu koninum yang sambung menyambung tetapi fragmentaris, terpecah-pecah dan setiap pragmen mempunyai arti sendiri-sendiri.
Asumsi wawasan kehidupan adalah posisi pemuda dalam arah kehidupan sendiri. Perbedaan antar kelompok-kelompok yang ada, antar generasi tua dan pemuda, misalnya hanya terletak pada derajat ruang lingkup tanggung jawabnya.
Generasi tua sebagai angkatan-angkatan yang lalu (passing generation) yang berkewajiban membimbing generasi muda sebagai generasi penerus. Dan generasi pemuda yang penuh dinamika hidup berkewajiban mengisi akumulator generasi tua yang mulai melemah, disamping memetik buah-buah pengalamannya, yang telah terkumpul oleh pengalamannya.
Pihak generasi tua tidak bisa menuntut bahwa merekalah satu-satunya penyelamat masyarakat dan dunia. Dana melihat generasi muda sebagai perusak tatanan sosial yang sudah mapan, sebaliknya generasi muda juga tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk memelihara dunia. Dengan demikian maka adanya penilaian yang baku (fixed standard) yang melihat generasi tua adalah sebagai ahli waris. Dari segala ukuran dan nilai dalam masyarakat, karena itu para pemuda menghakimi karena cenderung menyeleweng dari ukuran dan nilai tersebut karena tidak bisa diterima. Bertolak dari suatu kenyataan, bahwa bukan saja pemuda tapi generasi tua pun harus sensitif terhadap dinamika lingkungan dengan ukuran standard yang baik.
Dengan pendapat di atas jelas kiranya bahwa pendekatan ekosferis mengenai pemuda, bahwa segala jenis ”kelainan” yang hingga kini seolah-olah menjadi hak paten pemuda akan lebih dimengerti sebagai suatu keresahan dari masyarakat sendiri sebagai keseluruhan. Secara spesifiknya lagi, gejolak hidup pemuda dewasa ini adalah respon terhadap lingkungan yang kini berubah dengan cepat.
PEMUDA DAN IDENTITAS
Dalam pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda, yang dimaksud pemuda adalah:
a. Dari segi biologis pemuda adalah berumur 15-30 th
b. Dari
segi budaya/ fungsional, pemuda adalah manusia berumur 18/21 keatas
yang dianggap ssudah dewasa misalnya untuk tugas-tugas negara dan hak
pilih.
c. Dari angkatan kerja terdapat istilah tenaga muda dan tua. Tenaga muda adalah berusia 18-22 th.
d. Dilihat
dari perencanaan modern yang mengenal tiga sumber daya yaitu sumber
daya alam, dana dan manusia. Yang dimaksud sumber data manuasia muda
adalah berusia 0-18th
e. Dilihat dari ideologi politis generasi muda adalah calon pengganti generasi terdahulu yaitu umur antara 18-30 atau 40 th.
f. Dilihat dari umur, lembaga dan uang lingkup tempat diperoleh 3 kategori yaitu :
- Siswa usia 6-18th di bangku sekolah
- Mahasiswa uasia 18-25 di perguruan tinggi
- Pemuda diluar lingkungan sekolah/ perguruan tinggi usia 25-30 th
Dalam pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda, generasi muda dipandang dari beberapa aspek yaitu :
a. Sosial psikologi
Proses
pertumbuhan dan perkembangan kepribadian, serta penyesuaian diri secara
jasmaniahdan rohaniah sejak dari masa kanak-kanak sampai usia dewasa
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti keterbelakangan mental,
salah asuh orang tua atau guru, pengahur negatif lingkungan. Hambatan
tersebut memungkinkan terjadinya kenakalan remaja, maslah narkoba dan
lain-lain.
b. Soaial budaya
Perkembangan
pemuda berada dalam proses modernisasi dengan segala akibat sampingnya
yang bisa berpengaruh pada proses pendewasaannya, sehingga apabila tidak
memperoleh arah yang jelas maka corak dan warna masa depan negara dan
bangsa akan menjadi lain dari yang dicita-citakan.
c. Sosial ekonomi
Bertambahnya
pengangguran dikalangan pemuda karena kurang lapangan pekerjaan akibat
dari pertambahan penduduk dan belum meratanya pembangunan.
d. Sosial politik
Belum
terarahnya pendidikan politik dikalangan pemuda dan belum dihayatinya
mekanisme demokrasi pancasila, tertib hukum dan disiplin nasional
sehingga merupakan hambatan bagi penyaluran aspirasi generasi muda.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan masalah yang menyangkut generasi muda dewasa ini adalah :
- Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme
- Kekurangpastian yang dialmi generasi muda terhadap masa depannya
- Belum seimbang jumlah pemuda dan fasilitas pendidikan yang tersedia bail formal/ non formal dan tingginya jumlah putus sekolah.
- Kurang
lapangan kerja dan kesempatan kerja sehingga pengangguran semakin
tinggi yang mengakibatkan kurangnya produktivitas nasional.
- Kurang
gizi yang menyebabkan hambatan bagi kecerdasan dan pertumbuhan badan,
karena ketidaktauan tentang gizi seimbang dan rendahnya daya beli.
- Masih banyak perkawinan dibawah umur terutama dikalangan masyarakat pedesaan.
- Adalanya generasi muda yang menderita fisik, mental dan sosial.
- Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
- Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahgunaan narkotika.
- Belum adanya peraturan perundang-undangan yang menyangkut generasi muda.
PERGURUAN DAN PENDIDIKAN
Keberhasilan
pembangunan sangat ditentukan oleh beberapa faktor seperti kualitas
SDM, tersedianya sumber daya alam, birokrasi pemerintah yang kuat dan
efisien.
Faktor
SDM sangat menentuka dalam proses pembangunan karena manusia bukan saja
objek tetapi juga subjek pembangunan. Disinilah letak pentingnya
pendidikan sebagai upaya terciptanya SDM yang berkualitas. Bentuk-bentuk
pendidikan tersebut adalah :
a. Pendidikan formal : sekolah, perguruan tinggi
b. Pendidikan non formal / luar sekolah
- Sasaran pokoknya adalah anggota masyarakat yang belum mendapat kesempatan mengikuti pendidikan formal atau karena putus sekolah.
- Dikoordinasi oleh dinas pendidikan masyarakat, tim penggerak PK, Dharma wanita, program bakti sosial dan lain-lain.
- Salah
satu bentuk pendidikan non formal bagi pembangunan di pedesaan adalah
Teknologi Tepat Guna/ TTG, yaitu sarana untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat dalam beban hidup sehari-hari.
Contoh: Teknologi pembuatan alat pengering gabah
Teknologi pembuatan gas bio
Teknologi tambak air tawar dan payau dll
c. Pendidikan informal
Yaitu pendidikan yang diperoleh berdasarkan pengalaman hidup sehari-hari.
PERANAN PEMUDA DALAM MASYARAKAT
Peranan pemuda dalam masyarakat dibedakan atas dua hal :
a. Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan :
- Pemuda meneruskan tradisi dan mendukung tradisi
- Pemuda yang menyesuaikan diri dengan golongan yang berusaha mengubah tradisi.
b. Peranan pemuda yang menolak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dibedakan menjadi :
- Jenis
pemuda pembangkit, yaitu pengurai atau pembuka kejelasan dari suatu
masalah sosial. Contoh sastrawan Rendra dan Chairil anwar pada masanya.
- Jenis
pemuda nakal/ delinkuen, yaitu jenis pemuda yang tidak berniat
mengadakan perubahan pada budaya maupun masyarakat tetapi hanya berusaha
memperoleh manfaat dari masyarakat dengan tindakan menguntungkan bagi
diri sendiri.
- Jenis
pemuda radikal, yaitu mereka yang berkeinginan besar mengubah
masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner tanpa
memikirkan lebih jauh bagaimana selanjutnya.
Asas pengembangan generasi muda
1. Asas edukatif, pembinaan dan pengembangan oleh unsur diluar generasi muda da sesama generasi muda.
2. Asas persatuan dan kesatuan bangsa
3. Asas swakarsa, menumbuhkan kemauan generasi muda untuk membina dan mengembangkan diri sendiri dan lingkungannya.
4. Asas keselarasan terpadu
5. Asas
pendayagunaan dan fungsionalisasi, makin banyaknya organisasi pemuda
yang ada maka perlu diadakan penataan untuk meningkatkan daya guna dan
hasil guna bagi pelaksanaan program-program generasi muda dalam
pembangunan nasional.
Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda
1. Berorientasi pada Tuhan YME, nilai-nilai kerohanian dan falsafah hidup pancasila.
2. Orientasi
kedalam terhadap dirinya sendiri, mengembangkan bakat-bakat kemampuan
jasmaniah dan rohaniah dalam dirinya agar dapat memberikan prestasi
semaksimal mungkin.
3. Orientasi keluar terhadap lingkungan (budaya,sosialdan moral) dan masa depannya. Sumber orientasi keluar ini dibagi atas :
- Pengembangan sebagai insan sosial budaya
- Pengembangan sebagai insan sosial politik dan sebagai insan patriot.
- Pengembangan
sebagai insan sosial ekonomi, termasuk sebagai insan kerja dan insan
profesi yang mempunyai kemampuan untuk mendayagunakan sumber alam dan
menjaga kelestariannya.
- Pengembangan
pemuda terhadap masa depannya. Kepekaan terhadap masa depan akan
menumbuhkan kemampuan untuk mawas diri, kreatif, kritis.
Tujuan pembinaan da pengembangan generasi muda
1. Memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa
2. Mewujudkan kader-kader penerus perjuangan bangsa
3. Melahirkan kader-kader pembangunan nasional dengan angkatan kerja berbudi luhur, dinamis dan kreatif.
4. Mewujudkan warga negara Indonesia yang memiliki kreatifitas kebudayaan nasional.
5. Mewujudkan kader-kader patriot pembela bangsa yang berkesadaran dan berketahanan nasional.
Jalur pembinaan dan pengembangan generasi muda
a. Kelompok jalur utama
- Jalur keluarga, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan adalah orang tua serta anggota keluarga terdekat
- Jalur generasi muda, organisasi-organisasi pemuda yang ada seperti OSIS, Senat, Pramuka, Karang taruna
b. Kelompok jalur penunjang
- Jalur sekolah/ pra sekolah : organisasi orang tua murid, enataan mutu pendidik dan sarananya.
- Jalur
masyarakat : jalur masyarakat yang melembaga (lembaga peribadatan,
organisasi sosial). Jalur masyarakat yang tidak melembaga 9pergaulan
sehari-hari, tenpat rekreasi)
c. Kelompok jalur koordinatif (jalur pemerintah)
a. Sistem pengkoordinasian melalui Badan Koordinasi Penyelenggaraan Pembinaan Generasi muda.
b. Pelaksanaan
organisasi pembinaan dan pengembangan generasi muda melalui satuan
pengendali pembinaan generasi muda yang dipimpin oleh mentri urusan
pemuda.
Wujud sosialisai generasi muda / mahasiswa
1. Peranan
pemuda/ mahasiswa dalam menegakkan kemerdekaan. Setelah proklamasi
pemuda Indonesia membentuk organisasi politik maupun militer.
2. Peran
mahasiswa/ pemuda dalam mempelopori orde baru. Terbentuknya Front
Pancasila yang melawan PKI dan dari Front Pancasila lahir Kesatuan Aksi
Mahasiswa / KAMI. KAMI menjadi pendobrak menuju orde baru.
3. Peran pemuda dalam masyarakat
- Sebagaiagent of change, yaitu mengadakan perubahan dalam masyarakat kearah yang lebih baik dan bersifat kemanusiaan.
- Sebagai agent of development, yaitu melancarkan pembangunan disegala bidang yang bersifat fisik maupun non fisik.
- Sebagai agent of modernization, yaitu pemuda bertindak sebagai pelopor pembaruan.http://www.anakciremai.com/2009/10/makalah-sosiologi-tentang-pemuda-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar