Pela
pisan
sosial merupakan kondisi diman bagian individu-individu dari suatu
masyarakat yang terdiri atas latar belakang yang sama akan saling
berkumpul dan akan membentuk suatu kelompok masyarakat sendiri. Hal ini
mengakibatkan akan munculnya suatu pelapisan masyarakat atau pelapisan
sosial. Pada hakikatnya manusia sebagai mahluk sosial, hal ini dirasakan
wajar karena individu tentu akan lebih mudah bersama dengan yang
memiliki kesamaan latar belakang dll.
Terjadinya pembentukan pelapisan sosial ini sangat beragam, tergantung
dengan kondisi yang ada. Biasanya pelapisan sosial berlangsung secara
alami sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Misalnya karena
latar belakang usia, para lansia akan lebih mudah berkomunikasi dengan
lansia. Tetapi ada pula pelapisan sosial yang terjadi secara sengaja,
biasanya ini dilakukan untuk mengejar suatu tujuan bersama. Dan dalam
sistem ini telah ditemukan siapa pemegang kekuasaan, dll. Contohnya
adalah OSIS disekolah, organisasi siswa sengaja dibentuk untuk mengatur
segala sesuatu yang akan dilaksanakan disekolah.
Pada dasarnya, pelapisan sosial terbentuk gunamembina hubungan antar
individunya, atau untuk mencapai tujuan . Tetapi jangan pandang ini
sebagai perselisihan, pembentuk gandang ini sebagai perbedaan yang dapat
menyatukan kita. Saling menghargai dan menghormati antar individu
adalah kunci dari semua perselisihan. Dengan begitu maka masalah
kesenjangan sosial masyarakat yang sehat dan cinta damai.
Pendapat saya dari diatas adalah sangat pentingnya pelapisan sosial
itu, supaya masyarakat bisa mnejaga hubungan yang harmonis dengan yang
lainnya untuk mencapai suatu tujuan yang positif.
Definisi
/ pengertian dari status sosial, kelas sosial, stratifikasi sosial dan
diferensiasi sosial telah dijelaskan dalam artikel sebelumnya. Berikut
di bawah ini adalah jenis-jenis atau macam-macam status sosial serta
jenis / macam stratifikasi yang ada dalam masyarakat luas :
A. Macam-Macam / Jenis-Jenis Status Sosial
1. Ascribed Status
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti
jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain
sebagainya.
2. Achieved Status
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja
keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti
harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.
3. Assigned Status
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam
lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan
karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang
yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.
B. Macam-Macam / Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial
1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi
tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat
tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih
tinggi atau lebih rendah.
Contoh
stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan
Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa.
Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa
menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru.
2. Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi
sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota
masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang
satu ke tingkatan yang lain.
Misalnya
seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan
sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah
penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya
sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah,
kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia
mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang
tinggi
KELAS SOSIAL, STATUS SOSIAL DAN PERANAN SOSIAL
1. Definisi Kelas Sosial
Berdasarkan
karakteristik Stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa
pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Istilah kelas memang
tidak selalu memiliki arti yang sama, walaupun pada hakekatnya
mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam masyarakat. Pengertian
kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar
pelapisan masyarakattersebut.
Kelas Sosial atau Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih
banyak dipakai untuk menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas
kriteria ekonomi.Jadi,definisinya:
Sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
2. Pengaruh Stratifikasi Sosial
Selain
menimbulkan tumbuhnya pelapisan dalam masyarakat, juga munculnya
kelas-kelas sosial atau golongan sosial yang telah kita pelajari pada
Modul terdahulu.
Adanya
pelapisan sosial dapat pula mengakibatkan atau mempengaruhi
tindakan-tindakan warga masyarakat dalam interaksi sosialnya. Pola
tindakan individu-individu masyarakat sebagai konsekwensi dari adanya
perbedaan status dan peran sosial akan muncul dengan sendirinya.
Pelapisan
masyarakat mempengaruhi munculnya life chesser & life stile
tertentu dalam masyarakat, yaitu kemudahan hidup dan gaya hidup
tersendiri. Misalnya, orang kaya (lapisan atas) akan mendapatkan
kemudahankemudahan dalam hidupnya, jika dibandingkan orang miskin
(lapisan bawah); dan orang kaya akan punya gaya hidup tertentu yang
berbeda dengan orang miskin
2. Klasifikasi Kelas Sosial
Pembagian Kelas Sosial terdiri atas 3 bagian yaitu
Berdasarkan Status Ekonomi
1. Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi menjadi enam kelas yakni:
a. Kelas sosial atas lapisan atas ( Upper-upper class)
b. Kelas sosial atas lapisan bawah ( Lower-upper class)
c. Kelas sosial menengah lapisan atas ( Upper-middle class)
d. Kelas sosial menengah lapisan bawah ( Lower-middle class)
e. Kelas sosial bawah lapisan atas ( Upper lower class)
f. Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah ( Lower-lower class)
2. Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:
a. Golongan kapitalis atau borjuis : adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.
b. Golongan menengah : terdiri dari para pegawai pemerintah.
c. Golongan proletar : adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat
produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik.
Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke golongan
kapatalis karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia
kaum kapitalis. Dengan demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua
golongan masyarakat, yakni golongan kapitalis atau borjuis dan golongan
proletar.
3. Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
Ø Golongan sangat kaya
Ø Golongan kaya
Ø Golongan miskin
B.Berdasarkan Status Sosial
Kelas
sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status
sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat
karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang anggota
masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah.
Contoh:
Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni
Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut
Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat
kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta
Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar
Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar
Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
C.Berdasarkan Status Politik
Secara politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang dan kekuasaan.
Seseorang yang mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada dilapisan
tinggi, sedangkan yang tidak punya wewenang berada dilapisan bawah.Kelompok sosial atas antara lain :
· Pejabat eksekutif , kota maupun desa
· Pejabat legislatif
· Pejabat yudikatif
Pembagian kelas-kelas sosial dapat kita lihat dengan jelas pada hirarki militer.
· Kelas Sosial Atas (perwira)
Dari pangkat Kapten hingga Jendral
· Kelas sosial menengah (Bintara)
Dari pangkat Sersan dua hingga Sersan mayor
· Kelas sosial bawah (Tamtama)
Dari pangkat Prajurit hingga Kopral kepala
2. Pengertian Status Sosial
Setiap
individu dalam masyarakat memiliki status sosialnya masing-masing.
Status merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan kewajiban
individu dalam tingkah lakunya. Status sosial sering pula disebut
sebagai kedudukan atau posisi, peringkat seseorang dalam kelompok
masyarakatnya.
Pada
semua sistem sosial, tentu terdapat berbagai macam kedudukan atau
status, seperti anak, isteri, suami, ketua RW, ketua RT, Camat, Lurah,
Kepala Sekolah, Guru dsbnya.
Dalam
teori sosiologi, unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat adalah
kedudukan (status) dan peranan ( role). Kedua unsur ini merupakan unsur
baku dalam pelapisan masyarakat. Kedudukan dan peranan seseorang atau
kelompok memiliki arti penting dalam suatu sistem sosial.
Sistem
sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik dan tingkah
laku individu-individu dalam masyarakat dan hubungan antara individu
dan masyarakatnya. Status atau kedudukan adalah posisi seseorang dalam
suatu kelompok sosial atau kelompok masyarakat.
3. Cara Memperoleh Status
· Ascribed Status adalah keuddukan yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha. Status ini sudah ada sejak lahir Contoh: Jenis kelamin, gelar kebangsawanan, keturunan, dsb.
· Achieved Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan disengaja.
Contoh: kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur, camat, ketua OSIS dsb.
· Assigned Status merupakan
kombinasi dari perolehan status secara otomatis dan status melalui
usaha. Status ini diperolah melalui penghargaan atau pemberian dari
pihak lain, atas jasa perjuangan sesuatu untuk kepentingan atau
kebutuhan masyarakat.
Contoh: gelar kepahlawanan, gelar pelajar teladan, penganugerahan Kalpataru dsb.
5. Akibat Adanya Status Sosial
Kadangkala
seseorang/individu dalam masyarakat memiliki dua atau lebih status yang
disandangnya secara bersamaan. Apabila status-status yang dimilikinya
tersebut berlawanan akan terjadi benturan atau pertentangan. Hal itulah
yang menyebabkan timbul apa yang dinamakan Konflik Status. Jadi akibat
yang ditimbulkan dari status social.
Macam-macam Konflik Status:
Ø Konflik Status bersifat Individual:
Konflik status yang dirasakan seseorang dalam batinnya sendiri.
Ø Konflik Status Antar Individu:
Konflik status yang terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lain, karena status yang dimilikinya.
Ø Konflik Status Antar Kelompok:
Konflik kedudukan atau status yang terjadi antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
6.Pengertian Peranan Sosial
A.Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan).
Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan
status yang dimilikinya, maka ia telah menjalankan peranannya.
Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki kedudukan atau status.
Antara kedudukan dan peranan tidak dapat dipisahkan. Tidak ada peranan
tanpa kedudukan. Kedudukan tidak berfungsi tanpa peranan, Contoh :
Ø Achieved Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan disengaja.
Contoh: kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur, camat, ketua OSIS dsb.
Peranan
merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang, karena dengan peranan
yang dimilikinya ia akan dapat mengatur perilaku dirinya dan orang
lain. Seseorang dapat memainkan beberapa peranan sekaligus pada saat
yang sama, seperti seorang wanita dapat mempunyai peranan sebagai
isteri, ibu, karyawan kantor sekaligus
B.Konflik Peranan
Konflik
peranan timbul apabila seseorang harus memilih peranan dari dua atau
lebih status yang dimilikinya. Pada umumnya konflik peranan timbul
ketika seseorang dalam keadaan tertekan, karena merasa dirinya tidak
sesuai atau kurang mampu melaksakan peranan yang diberikan masyarakat
kepadanya. Akibatnya, ia tidak melaksanakan peranannya dengan
ideal/sempurna. Contoh :
Ø Contoh:
Ibu Tati sebagai seorang ibu dan guru di suatu sekolah. Ketika
puterinya sakit, ia harus memilih untuk masuk mengajar atau mengantarkan
anaknya ke dokter. Pada saat ia memutuskan membawa anaknya ke dokter,
dalam dirinya terjadi konflik karena pada saat yang sama dia harus
berperanan sebagai guru mengajar dikelas
7. Tiga Cakupan Peranan Sosial
Ø Peranan meliputi norma-norma yang berhubungan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Contoh : Sebagai
seorang pemimpin harus dapat menjadi panutan dan suri teladan para
anggotanya, karena dalam diri pemimpin tersebut tersandang
aturan/norma-norma yang sesuai dengan posisinya.
Ø Peranan merupakan konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat. Contoh : seorang ulama, guru dan sebagainya, harus bijaksana, baik hati, sabar, membimbing dan menjadi panutan bagi para muridnya.
Ø Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi truktur sosial masyarakat.contoh : Suami, isteri, karyawan, pegawai negeri, dsb, merupakan peranperan dalam masyarakat yang membentuk struktur/susunan masyarakat.
8. Fungsi Peranan Sosial
Peranan memiliki beberapa fungsi bagi individu maupun orang lain. Fungsi tersebut antara lain:
Ø Peranan yang dimainkan seseorang dapat mempertahankan kelangsungan struktur masyarakat, seperti peran sebagai ayah atau ibu.
Ø Peranan
yang dimainkan seseorang dapat pula digunakan untuk membantu mereka
yang tidak mampu dalam masyarakat. Tindakan individu tersebut memerlukan
pengorbanan, seperti peran dokter, perawat, pekerja sosial, dsb.
Ø Peranan
yang dimainkan seseorang juga merupakan sarana aktualisasi diri,
seperti seorang lelaki sebagai suami/bapak, seorang wanita sebagai
isteri/ ibu, seorang seniman dengan karyanya, dsb.
9. Disintegrasi sosial
Yang
dimaksud dengan disintegrasi ialah adanya kemerosotan integritas
(persatuan & kesatuan) atau hancurnya kesatuan organisasi.
Munculnya disintegrasi dalam masyarakat sebagai akibat perbedaan peran dan status sosial tersebut dalam wujud antara lain:
- Prasangka
- Kecemburuan sosial
- Frustasi
- Agresivitas, dan
- Perilaku menyimpang.
Kondisi
negatif tersebut di atas jika dibiarkan dan tidak ada tindakan untuk
pengendaliannya akan mengakibatkan terganggunya ketertiban hidup
bermasyarakat. Dengan demikian, pengendalian sosial untuk mengatasi
gejolak sosial menjadi penting keberadaannya sebagai unsur pembentuk
struktur masyarakat.
Sumber pustaka